Rabu, 18 Mei 2011

Mengenang Sosok “Pak De Sabari”

Masih terasa belum lama meski baru kemarin tiba-tiba muncul sosok lugu datang dengan senyum khasnya dan guyonan-guyonan yang kental dengan logat Solo-nya. Kami akrab memanggilnya “Pak De”, salah satu eks. Karyawan Hotel The Acacia yang sempat jadi korban Pemutusan Hubungan Kerja tanpa alsan yang kuat dari manajemen.

Berawal dari seorang atasan yang sebut saja Mr. A masalah ini muncul, dengan datangnya Mr. A yang membawa sebuah misi perampingan karyawan Perusahaan, dengan berbagai dalih dan trik akhirnya Pak De berhasil menjadi korban sasaran tembak Mr. A. mulai trik pemindahan ke bagian lain yang sangatlah tidak sesuai dengan bidang Pak De dan berakhir Pemutusan Hubungan Kerja.

Kurang lebih 20 bulan yang silam masalah ini berjalan sampai adanya putusan PHK, hingga kemarin Pak De datang jauh-jauh dari Solo hanya untuk mendapatkan Hak-haknya yang sempat tertunda selama kurang lebih 20 bulan, dengan konsekwensi selama rentang waktu selama itu Pak De harus berjuang untuk tetap bertahan dan menafkahi keluarganya tanpa mendapatkan hak-haknya.

Sampai pada akhirnya rekan-rekan dari Serikat kembali mempertanyakan hak-hak Pak De, dan berkat Kebesaran-Nya akhirnya manjemen legowo memberikan haknya yang tertunda.

Inilah perjuangan Pak De, seorang eks. karyawan yang memperjuangkan hak-haknya, dan untuk anak-anak dan istrinya demi periuk nasi Pak De agar tetap berdiri dan mengepulkan asap. Pak De kembali datang ke Jakarta dengan secercah senyum, penuh dengan harapan. Ternyata selama ini perjuangannya tidak sia-sia.

Selamat Berjuang Pak De,…semoga hasil dari perjuangan ini bisa membawa berkah buat Pak De sekeluarga dan memberikan pelajaran kita semua tentang betapa pentingnya arti sebuah Perjuangan, Persatuan, Kekompakan, dan Do’a.

-Redaksi SPM Hotel The Acacia Jakarta-

1 komentar: